Dunia adalah bumi yang penuh dengan mehnah dan tribulasi. Atas dasar itulah bagi orang yang percaya dengan Allah dan Rasul, mereka perlu memahami bahawa separuh daripada IMAN itu adalah SABAR.

quarrel
Tazkirah ini sempena pergaduhan mulut beberapa orang ahli parlimen, menggunakan bahasa yang amat tidak sopan pada 21 November 2016

Bagaimanakah ukuran SABAR yang sebenarnya?

Ini bukan bertujuan untuk menghukum. Bukan tujuan untuk menunjuk pandai. Tapi lebih bertujuan untuk peringatan diri sendiri.

Pada saat kita diuji, pada saat kita dimaki, pada saat kita diprovokasi, manusia akan terdorong memberikan respon. Respon pertama, sejurus selepas kita diuji itulah nilai kesabaran kita. Itulah nilai akhlak kita. Itulah cerminan hati kita. Respon spontan.

Apabila diuji, apakah kalimah yang pertama sekali terpacul keluar dari lisan? Apakah isyarat badan yang pertama diberikan? Itulah gambaran iman diri kita.

Ada tok guru saya pesan, kalau kita diuji dengan penyakit cepat melatah semasa terkejut, seperti berkata OPOCOT atau lebih teruk lagi, mencarut OP***** seperti sebahagian orang-orang lama dahulu, cepat-cepatlah buat terapi dan rawat diri. Dirisaukan, itulah kalimah yang terakhir akan keluar secara spontan, di hujung usia nanti, apatah lagi kalau mati terkejut.

Semua ini, berdasarkan petikan hadith nabi:

صحيح البخاري ١٢٠٣: … إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى

Sahih Bukhari 1203: …”Sesungguhnya sabar itu sejurus saat pertama (saat datang musibah)”.

Bila dinasihatkan, mungkin ada yang akan berkata, “alahhh kamu bolehlah keyboard warrior tak merasai apa yang saya rasa!”. Untuk orang begini, saya cadangkan baca betul-betul hadith di atas dalam matan lengkapnya yang panjang, seperti berikut:

صحيح البخاري ١٢٠٣: حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّي فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِي وَلَمْ تَعْرِفْهُ فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَتْ بَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ فَقَالَ إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى

Sahih Bukhari 1203: Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu’bah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata,: Nabi Shallallahu’alaihiwasallam pernah berjalan melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur. Maka baginda berkata,: “Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah”. Wanita itu berkata,: “Kamu tidak mengerti keadaan saya, karena kamu tidak mengalami mushibah seperti yang aku alami”. Wanita itu tidak mengetahui jika yang menasihati itu Nabi Shallallahu’alaihiwasallam. Lalu diberi tahu: “Sesungguhnya orang tadi adalah Nabi Shallallahu’alaihiwasallam. Spontan wanita tersebut mendatangi rumah Nabi Shallallahu’alaihiwasallam namun dia tidak menemukannya. Setelah bertemu dia berkata; “Maaf, tadi aku tidak mengetahui kamu ya Rasulallah“. Maka baginda bersabda: “Sesungguhnya sabar itu sejurus saat pertama (saat datang musibah) “.

Advertisement